DEWATOGEL – Sedikitnya 61 migran hilang dan diperkirakan tewas setelah kapal mereka tenggelam di lepas pantai Libya. Hal itu diungkap Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada Sabtu (16/12/2023). “Sejumlah besar migran diyakini tewas akibat gelombang tinggi yang menenggelamkan kapal mereka setelah berangkat dari Zuwara, di pantai barat laut Libya,” kata Kantor IOM di Libya dalam sebuah pernyataan kepada AFP.
Mengutip para penyintas, disebutkan ada sekitar 86 migran di dalamnya. Libya dan Tunisia adalah titik keberangkatan utama bagi para migran yang mempertaruhkan perjalanan laut berbahaya dengan harapan mencapai Eropa melalui Italia. Dalam insiden terbaru ini, sebagian besar korban, termasuk perempuan dan anak-anak, berasal dari Nigeria, Gambia, dan negara-negara Afrika lainnya. IOM menambahkan bahwa 25 orang berhasil diselamatkan dan dipindahkan ke pusat penahanan Libya. “Tim kami memberikan dukungan medis dan semua korban selamat berada dalam kondisi baik,” kata kantor IOM. Juru bicara IOM, Flavio Di Giacomo, menulis di X, bahwa lebih dari 2.250 orang meninggal tahun ini di jalur migran Mediterania tengah. “Ini adalah angka dramatis yang menunjukkan bahwa sayangnya tidak banyak upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa di laut,” ucapnya. Adriana, sebuah kapal nelayan yang memuat 750 orang dalam perjalanan dari Libya ke Italia, tenggelam di perairan internasional di barat daya Yunani pada 14 Juni lalu.
Menurut para penyintas, kapal tersebut sebagian besar membawa warga Suriah, Pakistan, dan Mesir. Hanya 104 orang yang selamat dan 82 jenazah yang berhasil ditemukan. Lebih dari 153.000 migran tiba di Italia tahun ini dari Tunisia dan Libya, menurut badan pengungsi PBB. Perdana Menteri sayap kanan Italia Giorgia Meloni memenangkan pemilu tahun lalu setelah bersumpah untuk menghentikan migrasi ilegal. Kekerasan yang terjadi selama lebih dari satu dekade di Libya telah mengubah negara tersebut menjadi lahan subur bagi penyelundup manusia yang dituduh melakukan pelanggaran mulai dari pemerasan hingga perbudakan. Kekerasan itu berkembang sejak penggulingan dan pembunuhan diktator Moamer Kadhafi dalam pemberontakan yang didukung NATO.