— Upaya Inggris untuk meningkatkan tes besar-besaran untuk mendeteksi COVID-19 mengalami kemunduran. Hal ini dikarenakan alat utama dari beberapa untuk tes COVID-19 terkontaminasi dengan virus corona.
Dikutip dari Fox News, perusahaan laboratorium pengujian, Eurofins Scientific, mengirimkan email pada laboratorium pemerintah Inggris bahwa salah satu komponen tes telah terkontaminasi COVID-19. Komponen alat tersebut berupa alat kunci dari pengetesan.
Pihak Eurofins Scientific tidak menjelaskan alasan mengapa alat-alat tersebut bisa terkontaminasi COVID-19. Pihaknya hanya menegaskan, bahwa kejadian serupa juga terjadi pada para pemasok swasta. Eurofins Scientific sendiri merupakan perusahaan laboratorium yang berbasis di Luxembourg.
Setidaknya 1.408 orang telah meninggal di Inggris, dan menempati urutan keenam dengan tingkat konfirmasi COVID-19 terbanyak di dunia. Dengan angka konfirmasi kasus yang tinggi, Inggris dinilai masih kurang dalam melakukan pengetesan dibandingkan negara lain, seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, maupun Jerman.
Pihak Kesehatan Publik Inggris mengklaim akan melakukan tes pada 10.000 orang setiap harinya. Namun pada Jumat (27/3) tes yang dilakukan tidak lebih dari 7.000 kali.
Sementara itu para menteri terus mendorong untuk melakukan 25.000 tes sehari pada pertengahan April. Angka tersebut jelas masih jauh di bawah tes harian Jerman, yakni 70.000.
Tes secara besar-besaran menjadi penting agar mereka yang dites positif segera mendapatkan penanganan. Selain itu, mereka yang terkonfirmasi positif juga bisa melakukan isolasi dengan segera.
Tes dan isolasi yang dilakukan dengan cepat bisa memutus rantai penyebaran semakin meluas.